SEBELUM SUARA AYAH, BUNDA HANYA BISA DIRINDU DAN SENYUM MEREKA YANG TINGGAL KENANGAN

1️⃣ Termasuk Bakti, Membuat Tersenyum Kedua Orang Tua. (Bag. 1)

Dari Sahabat ‘Abdullah Bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata,

جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال جئت أبايعك على الهجرة وتركت أبوي يبكيان

“Datang seorang lelaki kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian dia berkata,

“Aku datang untuk berbai’at kepadamu dalam rangka hijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.”

Maka kata beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam,

ارجع إليهما فأضحكهما كما أبكيتهما

“Kembalilah engkau kepada keduanya, dan buat mereka tertawa sebagaimana kamu telah membuat keduanya menangis”.

(Shahih At-targhib Wa At-Tarhib: 2481)

2️⃣ Bentuk Bakti, Mendoakan Kebaikan dan Memintakan Ampun Untuk Orang Tua. (Bag. 2)

Allah Ta’ala berfirman,

وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“…Dan ucapkanlah : (Ya Allah) rahmatilah keduanya, sebagimana dahulu mereka telah mendidikku diwaktu kecil.”

Q.S Al Isra: 24

Berkata Asy Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di rahimahullah,

“…Do’akanlah kebaikan untuk keduanya dengan rahmat, baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.”

(Taisirul Karimir Rahman, Q.S Al Isra: 24)

🍃 Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

” إنَّ الرجل لتُرفع درجتُه في الجنَّة فيقول : أنَّى هذا فيقال : باستغفار ولدك لك.”

“Sungguh, ada seseorang yang diangkat derajatnya di surga kelak, lantas diapun berkata: bagaimana bisa hal ini terjadi ?”

kemudian dikatakan kepadanya,

“karena sebab istighfarnya anakmu untukmu.”

(Shahih Al Jami’ 1617)

3️⃣ Termasuk Bakti, Menyambung silatur rahim Dengan Kerabat-Kerabat Orang Tua & Memuliakan Sahabat-Sahabat Mereka.

1-Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya,

“Wahai Rasululullah, apakah sudah tidak tersisa bagiku, suatu amalan bakti kepada kedua orangtuaku, yang aku berbakti kepada keduanya setelah sepeninggal mereka ?”

Lalu Rasulullah menjawab,

“نعم، الصلاة عليهما، و الاستغفار لهما، و إنفاذ عهدهما من بعدهما ، و إكرام صديقهما، و صلة الرحم التي لا توصل إلا بهما.”

“Iya, dengan mendo’akan keduanya, memintakan ampun untuk mereka, mengerjakan wasiat keduanya setelah meninggalnya, memuliakan sahabat-sahabat keduanya, menyambung silaturahmi dengan kerabat-kerabat yang disambung oleh keduanya.”

(H.R. Ahmad :15479, Abu Dawud dan yang lainnya rahimahumullah

2- Dari Ibnu Dinar, Dari ‘Abdullah Bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,

أن رجلا من الأعراب لقيه بطريق مكة

“Ada seorang lelaki dari kalangan badui bertemu dengan Abdullah Bin ‘Umar di suatu jalan di kota Mekkah.

فسلم عليه عبد الله بن عمر وحمله على حمار كان يركبه

Kemudian beliau memberi salam kepada dia, lalu menaikkan badui tersebut diatas keledai yang sebelumnya beliau tunggangi.

وأعطاه عمامة كانت على رأسه.

Kemudian beliau berikan kepada dia Surban yang ada diatas kepala beliau.

قال ابن دينار فقلنا له أصلحك الله فإنهم الأعراب وهم يرضون باليسير

Ibnu Dinar berkata,

“Aku katakan kepada beliau, semoga Allah membaikkan anda.

Bukankah mereka ini orang-orang badui, dan sudah rela dengan pemberian yang sedikit.

فقال عبد الله بن عمر إن أبا هذا كان ودا لعمر بن الخطاب وإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول

Kemudian berkata ‘Abdullah Bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,

“Sesungguhnya bapaknya orang ini, dahulu akrab dengan (ayahku) ‘Umar Bin Al-Khaththab, dan aku mendengar rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن أبر البر صلة الولد أهل ود أبيه.

“Sesungguhnya berbakti yang paling utama, adalah seorang anak menyambung hubungan dengan keluarga sahabat baik ayahnya”.

(Shahih At-Targhib Wa At Tarhib :2505)

4️⃣ Termasuk Bakti, Mentaati perintah Orang Tua Selama Bukan Maksiat. (Bag. 3)

Allah Ta’ala Berfirman,

{وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيا مَعْرُوفًا﴾

“…Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik”.

Q.S. Luqman : 15

🍃 Berkata Al Imam Abu Ja’far Ath-Thabari rahimahullah,

وصاحبهما في الدنيا بالطاعة لهما فيما لا تبعة عليك فيه، فيما بينك وبين ربك ولا إثم.

“Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan ketaatan kepada mereka, dalam segala perkara yang tidak mengandung konsekuensi yang akan kamu pikul, dan tidak ada antara dirimu dan Rabbmu sebuah dosa”.

(Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, Surat Luqman: 15)

5️⃣ Dan Termasuk Bakti, Berkata Yang Sopan Kepada Kedua Orang Tua.

Allah Ta’ala Berfirman,

﴿وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا﴾

“…Dan berkatalah kepada keduanya dengan perkataan yang kariim”.

🍃 Berkata Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah,

بلفظ يحبانه وتأدب وتلطف بكلام لين حسن يلذ على قلوبهما وتطمئن به نفوسهما، وذلك يختلف باختلاف الأحوال والعوائد والأزمان.

“Dengan tutur kata yang dicintai oleh keduanya, penuh adab, dan penuh kelembutan.

Dengan ucapan yang lembut dan baik, yang membuat nyaman hati keduanya, dan tentram jiwa mereka.

Dan tata cara tersebut berbeda-beda, dengan perbedaan ragam kondisi, adat istiadat, dan zaman”.

(Taisirul Karimir Rahman, Surat Al-Isra’ : 23)

6️⃣ Termasuk Bakti, Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua.

Allah Ta’ala Berfirman,

﴿أن اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ﴾

“…Dan bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang tuamu”.

🍃 Berkata Al Imam Abu Ja’far Ath-Thabari rahimahullah,

وعهدنا إليه أن اشكر لي على نعمي عليك، ولوالديك تربيتهما إياك، وعلاجهما فيك ما عالجا من المشقة حتى استحكم قواك

“Dan Kami pesankan kepadanya (manusia), agar kamu bersyukur kepadaku atas kenikmatanku kepadamu.

Lalu bersyukurlah kepada kedua orang tuamu atas pendidikan mereka kepadamu, dan perawatan keduanya terhadapmu dari segala masyaqqah sampai (tumbuh) sempurna kekuatanmu”.

(Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, Surat Luqman: 14)

7️⃣ Bentuk-Bentuk Bakti Kepada Orang Tua. (Bag. 4)

Berkata Al-Imam Abul Faraj ‘Abdurrahman Ibn Al-Jauzi rahimahullah,

برهما يكون بطاعتهما فيما يأمران به ما لم يكن بمحظور،
1- “Berbakti kepada kedua orang tua adalah dengan mentaati perintah keduanya selama bukan perkara yang terlarang,

و تقديم أمرهما على فعل النافلة،
2- Mendahulukan perintah keduanya di atas melaksanakan amalan yang sunnah (jika saling berbenturan -pen.)

و الاجتناب لما نهيا عنه،
3- Menjauhi perkara-perkara yang dilarang oleh orang tua,

و الإنفاق عليهما،
4- Memberikan nafkah kepada orang tua (sesuai dengan kemampuan -Pen.)

و التوخي لشهواتهما،
5- Mencari keridhaan dan kebahagian pada keinginan-keinginan mereka,

و المبالغة في خدمتهما،
6- Bersungguh-sunguh dalam berkhidmat kepada keduanya,

و استعمال الأدب و الهيبة لهما،
7- Beradab dan berlaku hormat kepada orang tua,

و لا يرفع الولد صوته،
8- Seorang anak tidak mengangkat suaranya (dihadapan mereka),

و لا يحدق إليهما،
9- Tidak memandang tajam kepada keduanya,

و لا يدعوهما باسمهما،
10- Tidak memanggil orang tua dengan namanya,

و يمشي وراءهما،
11- (Saat berjalan), berjalan di belakang kedua orang tua,

و يصبر على ما يكره مما يصدر منهما.
12- Bersabar atas apa yang tidak ia sukai, Atas segala yang muncul dari orang tua, (Baik ucapan, perilaku, atau kemauan-pen.)”.

(Birr Al-Walidain: 5)


🔑 Dikutip dari channel : @ahlussunnahmalang

Oleh : ✍🏼 Abu Sufyan Saddadahullah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.