AKU INGIN DILUPAKAN SAJA
-Kisah haru detik-detik wafatnya Aisyah-
โโโโ
๐ Ibnu Abi Mulaikah berkisah,
๐ข Satu hari, Dzakwan budaknya ‘Aisyah meminta izin untuk bertemu dengan ‘Aisyah. Saat Aku datang, kebetulan ada keponakannya yang bernama Abdullah bin Abdurrahman sedang berada tepat di sisi kepala ‘Aisyah yang sedang terbaring.
โซ๏ธ Lantas Aku berkata:
“Abdullah bin Abbas minta izin masuk untuk menemuimu.”
๐ฆ Saat itu merupakan detik-detik menjelang wafatnya Aisyah.
๐ป Kemudian, keponakannya membisikkan ketelinga Aisyah prihal kedatangan Ibnu Abbas sambil mengatakan:
“Ibnu Abbas minta izin masuk untuk menemuimu.”
๐ป Lalu Aisyah menjawab:
โ๏ธ “Jangan suruh Ibnu Abbas masuk. Saat ini Aku tidak membutuhkannya, dan tidak pula mengharapkan pujian darinya.”
“Wahai Ibu, sesungguhnya Ibnu Abbas merupakan di antara anak-anakmu yang shalih. (Alangkah baiknya jika engkau izinkan dia masuk) untuk menyampaikan salam langsung kepadamu dan melepas kepergianmu.” Terang keponakannya.
โ๏ธ Aisyah menjawab:
“Baiklah, jika kamu mau, persilahkan dia masuk menemuiku.”
๐ก Akhirnya, Dzakwan pun segera membawa masuk Ibnu Abbas. Lantas Ibnu Abbas mengucapkan salam, kemudian duduk. Setelah itu Ibnu Abbas berkata:
โ “Bergembiralah, wahai Aisyah.”
โ “Apa sebabnya?.” Tanya Aisyah.
โ๏ธ Ibnu Abbas menjawab:
ู ูุง ุจููููููู ููุจููููู ุฃููู ุชููููููู ู ูุญูู ููุฏูุง ๏ทบ ููุงููุฃูุญูุจููุฉู ุฅููููุง ุฃููู ุชูุฎูุฑูุฌู ุงูุฑูููุญู ู ููู ุงููุฌูุณูุฏู
๐ธ “Saat ini tidak ada lagi penghalang antara pertemuanmu dan Nabi Muhammad beserta keluarganya, melainkan sebatas keluarnya ruh dari jasad (yaitu kematian).”
ููููุชู ุฃูุญูุจูู ููุณูุงุกู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุฅูููู ุฑูุณูููู ุงููููููุ ููููู ู ูููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ููุญูุจูู ุฅููููุง ุทููููุจูุง
๐ท “Engkau adalah istri Rasulullah yang paling beliau cintai. Ketahuilah, tidaklah Rasulullah mencintai seseorang kecuali yang baik.”
ููุณูููุทูุชู ููููุงุฏูุชููู ููููููุฉู ุงููุฃูุจูููุงุกู ููุฃูุตูุจูุญู ุฑูุณูููู ุงูููููู ููููุทูููุจูููุง ุญูููู ููุตูุจูุญู ููู ุงููู ูููุฒูููุ ููุฃูุตูุจูุญู ุงููููุงุณู ููููุณู ู ูุนูููู ู ู ูุงุกู ููุฃูููุฒููู ุงูููููู ุฃููู ุชูููู ููู ููุง ุตูุนููุฏูุง ุทููููุจูุงุ ููููุงูู ุฐููููู ู ููู ุณูุจูุจููู ููู ูุง ุฃูุฐููู ุงูููููู ููููุฐููู ุงููุฃูู ููุฉู ู ููู ุงูุฑููุฎูุตูุฉู
๐ “Di saat kalungmu terjatuh di Abwa’ pada malam hari, Rasulullah memilih tetap bertahan di sana guna mencarinya hingga pagi hari. Sampai-sampai, saat itu orang-orang tak mendapati air (untuk bersuci).
Kemudian Allah menurunkan sebuah ayat:
ุชูููู ููู ููุง ุตูุนููุฏูุง ุทููููุจูุง
“Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik bersih.”
Semua itu terjadi karena sebabmu. Dan tidaklah Allah menurunkan keringanan tersebut bagi umat ini, kecuali semuanya karena hal itu.”
ููุฃูููุฒููู ุงูููููู ุจูุฑูุงุกูุชููู ู ููู ูููููู ุณูุจูุนู ุณูู ูุงููุงุชูุ ุฌูุงุกู ุจูููุง ุงูุฑูููุญู ุงููุฃูู ูููู ููุฃูุตูุจูุญู ููููุณู ู ูุณูุฌูุฏู ู ููู ู ูุณูุงุฌูุฏู ุงูููููู ููุฐูููุฑู ููููู ุฅููููุง ูููู ุชูุชูููู ููููู ุขููุงุกู ุงูููููููู ููุงููููููุงุฑู
๐ข “Dari atas langit yang ke tujuh, Allah menurunkan untukmu pernyataan bebas (terhadap tuduhan zina yang disematkan kepadamu), melalui sebuah ayat yang dibawa oleh Ar-Ruh Al-Amin (yaitu malaikat Jibril). Sehingga, tidak ada satu masjid pun yang di dalamnya disebut nama Allah, kecuali ayat itu selalu dilantunkan siang dan malam.”
โ๏ธ Lalu Aisyah berkata:
ุฏูุนูููู ู ููููู ููุง ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ููููุงูููุฐูู ููููุณูู ุจูููุฏููู ููููุฏูุฏูุชู ุฃููููู ููููุชู ููุณูููุง ู ูููุณููููุง.
“Sudahlah, tinggalkan Aku wahai Ibnu Abbas. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, Aku hanya berharap andai saja menjadi seorang yang terlupakan manusia.”
๐ [Shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad (w. 230 h) dalam kitabnya Ath-Thabaqat, 8/87]
๐ Sumber: Channel Telegram Asy Syaikh Arafat Al Muhammadi
๐ Diterjemahkan oleh: Al-Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi
โฐย Dikutip dari channel : @warisansalaf